Berbagi Ilmu Demi Kemajuan Pendidikan

Latest News - Meet Doctor - Konsultasi Dokter Gratis Secara Online

Bernapas

Saturday, January 23, 2016

1. Cara kita Bernapas
Setiap saat kita selalu bernapas. Udara dapat masuk atau keluar paru-paru karena adanya tekanan antara udara luar dengan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh terjadinya perubahan besar kecilnya rngga dada, rongga perut dan rongga alveolus. Perubahan ukuran rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot pernapasan. Otot-otot pernapasan ini meliputi otot antara tulang rusuk dan otot diafragma.
Pernapasan dapat terjadi secara tidak sadar, sehingga saat tidur pun kita tetap bernapas. Pernapasan juga dapat diatur menurut kehendak kita. Misalnya ketika kita secara tidak sadar menarik napas panjang atau menahan napas.
Orang tidur secara tidak sadar melakukan pernapasan.
(Gambar : Pulsk.com)


Pernapasan normal dilakukan oleh gerakan diafragma. Bila berkontraksi, diafragma menjadi lebih datar, sehingga rongga dada menjadi lebih besar. Udara mengalir ke dalam paru-paru untuk mengisi ruangan tambahan ini. Dalam pernapasan biasa, diafragma hanya turun kira-kira satu setengah sentimeter, sedangkan pada waktu mengambil napas dalam, diafragma dapat turun sampai tujuh setengah sentimeter.

Sistem pernapasan bekerja seperti pengembus atau pompa udara. Cara kerjanya tergantung pada tekanan udara di sekitar kita untuk mendorong udara ke dalam paru-paru pada saat rongga dada menjadi lebih besar.
Bila diafragma mengendur, bentuknya kembali seperti kubah. Dalam keadaan ini paru-paru ditekan sedikit sehingga udara yang ada di dalamnya didesak ke luar.
Pernapasan normal dengan diafragma merupakan cara bernapas biasa. Pada pernapasan ini, naik turunnya dada hampir-hampir tidak kelihatan, tetapi perut tampak bergerak perlahan pada saat diafragma berokntraksi dan mengendur.
Bila kita mengeluarkan tenaga sekuat-kuatnya, otot-otot kita memerlukan lebih banyak oksigen dari darah. Gerakan diafragma saja tidak dapat memberikan pernapasan yang cukup dalam. Untuk ini digunakan tulang-tulang rusuk yang digerakkan oleh otot-otot interkosta untuk menghasilkan perluasan dan kontraksi dada yang jauh lebih besar, sehingga paru-paru juga dapat mengembang lebih besar.
Cara kita bernapas
(Gambar: Ward, Brian R. 1982. The Lungs and Breathing)

2. Udara untuk Bernapas
Volume udara pernapasan berarti banyak sedikitnya udara yang dapat kita hirup. Volume udara pernapasan sangat bervariasi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh cara dan kekuatan seseorang saat melakukan proses pernapasan. Jumlah oksigen yang kita perlukan juga dipengaruhi oleh aktifitas yang yang kita lakukan sehari-hari. Semakin banyak dan berat kegiatan yang kita kita lakukan, semakin banyak jumlah oksigen yang kita butuhkan. Pada saat istirahat, seorang dewasa menghirup kurang lebih 500 mililiter udara setiap kali bernapas. Kita biasanya bernapas kira-kira 10 sampai 14 kali tiap menit. Jadi untuk tiap menitnya kita menghirup 5 sampai tujuh liter udara.
Tetapi bila kita sedang berolahraga dengan giat, jumlah udara yang kita hirup dapat mencapai 100 liter tiap menitnya. Udara sebanyak ini digunakan untuk menambah oksigen pada otot. Walaupun demikian, dalam beberapa menit persediaan oksigen dalam darah akan habis terpakai, sehingga kita masih akan terengah-engah selama beberapa saat meskipun latihan telah usai.
Setiap hari kita menghirup kurang lebih 15 meter kubik udara dan selama hidup kita menghirup hampir 400 ribu meter kubik udara. Udara sebanyak ini cukup untuk mengisi dua setengah kapal udara besar atau satu kapal tangki minyak berukuran besar.
Meskipun kita telah menghembuskan udara semaksimal mungkin, di dalam paru-paru kita masih terdapat udara yang dapat dikeluarkan sejumlah 0,5 - 1 liter. Udara ini dinamakan volume sisa. Udara yang dapat masuk dan keluar dari paru-paru jumlahnya kurang lebih 4 liter. Volume ini disebut kapasitas vital paru-paru. Gas karbon dioksida cenderung untuk menumpuk dalam udara residu ini. Sebelum melakukan latihan, para atlet seringkali mengambil napas dalam-dalam. Dengan demikian, seluruh gas karbon dioksida tersebut dapat dikeluarkan dari paru-paru mereka dan diganti dengan oksigen.
(Gambar: Ward, Brian R. 1982. The Lungs and Breathing)



Alat yang digunakan untuk menghitung jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan disebut spirometer.
(Gambar: medicalogy.com)

3. Menghirup Udara Kotor dan Paru-Paru yang Tidak Sehat
Udara di lingkungan sekitar yang kamu hirup seringkali berisi debu, asap dan kotoran. Hal ini dapat menyumbat pipa udara dan merusak paru-parumu. Biasanya lendir yang kental akan melapisi hidungmu. Lendir kental ini disebut ingus. Beberapa kotoran menempel pada lendir tersebut. Kamu akan membuangnya ketika kamu menghembuskan udara lewat hidungmu. Pipa-pipa udara juga akan dialiri oleh lendir tadi. Pipa ini ditutupi oleh rambut halus yang disebut cilia. Cilia dan lendir akan menjaring kotoran dan mengeluarkannya dari paru-parumu.
Asap pabrik mengotori udara
(Gambar: Tempo.co)


Orang yang merokok atau menghisap rokok dapat dikatakan menghisap zat kimia beracun. Zat kimia ini dapat menyumbat cilia dan membuatnya berhenti bekerja. Lendir dan kotoran akan akan menumpuk di paru-paru perokok.
Paru-paru perokok menjadi kotor secara alami sejalan dengan bertambahnya usia. Paru-paru seorang perokok juga akan terisi oleh getah cairan yang berwarna hitam yang disebut tar.
Perbandingan paru-paru sehat dan paru-paru perokok
(Gambar: bodyworld3.com)

4. Pernapasan Buatan
Pernapasan buatan merupakan usaha memberikan udara pernapasan pada seseorang yang pernapasannya terganggu atau tidak dapat melakukan pernapasan dengan baik. Pernapasan buatan dapat dilakukan dengan cara tanpa alat maupun dengan alat mekanik. Pernapasan buatan yang dilakukan tanpa alat dapat dilakukan dengan meniupkan udara langsung ke dalam paru-paru melalui mulut atau hidung. Selain itu juga dapat dilakukan dengan memapatkan dan mengembangkan dada secara bergantian. Pernapasan buatan tanpa menggunakan alat biasanya dilakukan dalam keadaan darurat.

Pernapasan buatan dengan alat mekanik biasanya dilakukan di rumah sakit. Alat pernapasan buatan yang digunakan misalnya dengan tabung gas oksigen atau ventilator.
Ventilator yang dipasangkan pada pasien di rumah sakit
(Gambar: medscape.com)

5. Bernapas di Dalam Air dan di Ketinggian
Kemampuan berenang tidak selalu kita peroleh secara alami. Namun sangat mengherankan bahwa tubuh manusia mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan air. Kita dapat menahan napas cukup lama untuk menyelam di dalam air selama satu menit atau lebih. Dengan latihan, udara dapat dicegah masuk melalui hidung. Ini dapat dilakukan cukup dengan menutup saluran udara melalui hidung dengan langit-langit lunak. Udara yang sudah masuk ke dalam rongga hidung mencegah masuknya air.

Orang yang menyelam tanpa memakai pakaian selam akan mengalami perubahan aliran darah. Perubahan ini mengurangi kebutuhan akan oksigen dan hilangnya panas tubuh.
(Gambar: GoPro)

Bila kita menyelam ke dalam air dingin, darah di dalam tubuh kita mengalir menjauh dari kulit dan otot-otot, sedangkan darah yang mengalir ke organ dalam akan meningkat. Dengan cara ini, jumlah oksigen yang digunakan menjadi berkurang dan hilangnya panas tubuh ke air juga berkurang. Mekanisme seperti ini dimiliki juga oleh itik, anjing laut, singa laut, ikan paus dan burung-burung serta binatang-binatang menyusui berdarah panas lainnya yang hidup di air.
Bila kita menyelam lebih dalam, air akan menekan tubuh kita dengan kekuatan besar. Pada tekanan yang tinggi ini, nitrogen maupun oksigen diserap oleh paru-paru dan larut dalam darah. Jika penyelam terlalu cepat muncul ke permukaan air setelah lama menyelam, nitrogen tersebut dapat membentuk gelembung-gelembung di dalam darah dan menyebabkan suatu keadaan yang cukup gawat yang disebut dengan dekompresi.
Begitu juga dengan tempat tinggi. Semakin tinggi suatu tempat, semakin sedikit udara yang tersedia. Artinya, hanya ada sedikit udara yang dapat dipakai untuk bernapas. Pendaki gunung sering harus membawa persediaan oksigen ekstra untuk membantu pernapasan. Kekurangan oksigen dapat mengakibatkan penyakit yang disebut penyakit ketinggian. Hal ini dapat membuat pendaki gunung merasa sakit, pusing dan sesak napas.

Mengekspresikan Dialog Para Tokoh Dalam Drama

Thursday, June 4, 2015

Mungkin kalian sudah sering melihat orang memerankan tokoh. Kalian juga tidak asing lagi mendengar dialog dan tokoh.

MENGEKSPRESIKAN DIALOG

Ketika akan mengekspresikan dialog drama ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut :

  1. Memahami dialog drama dengan seksama
  2. Berkonsentrasi pada karakter / waktak yang telah didapatkan
  3. Mengontrol emosi
  4. Konsisten pada karakter yang dipelajari
Pemeran drama mempunyai sembilan unsur yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh yaitu :

  1. Naskah
  2. Pemain / aktor
  3. Sutradara
  4. Tata rias
  5. Tata busana
  6. Tata panggung
  7. Tata suara
  8. Tata lampu
  9. Penonton
Aktor adalah orang yang memeragakan cerita.
Orang yang akan memerankan adegan drama harus membaca dan memahami naskah drama. Membaca naskah drama bertujuan untuk :

  1. Mengetahui kalimat-kalimat dialog yang harus diucapkan
  2. Menghafalkannya
  3. Mengetahui isi pokok / inti dialog
  4. Mengetahui lawan dialog
  5. Mengetahui kapan / pada bagian apa
  6. Mengetahui jalan cerita
Memahami naskah drama bertujuan untuk :

  1. Memahami isi pokok dialog
  2. Memahami alur atau jalan cerita
  3. Mencari bahan sebagai dasar mimik pantomim, pantomimik
BEBERAPA ISTILAH DALAM DRAMA
  1. Babak : bagian naskah drama yang berisi peristiwa pada waktu atau tempat tertentu
  2. Adegan : Bagian dari babak yang berisi potongan peristiwa tertentu
  3. Dialog : Percakapan tokoh
  4. Prolog : Kata pengantar sebelum pementasan drama
  5. Epilog : Kata yang mengakhiri pementasan
MENDESKRIPSIKAN PERILAKU MANUSIA MELALUI DIALOG

Watak para tokoh dalam drama digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional). Penggambaran ini berdasarkan keadaan fisik, psikis dan sosial.
Mimik adalah ekspresi gerak wajah (air muka) untuk menunjukkan emosi yang diatasi oleh pemain.
Pantomom adalah gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi tubuh.

MENGHIDUPKAN KONFLIK

Jalan cerita dalam drama diwujudkan melalui dialog dan gerak yang dilakukan para pemain. Selain berfungsi untuk mendukung karakter tokoh yang dilakukan dalam drama juga dapat menunjukkan alur cerita drama.
Alur drama berkembang secara bertahap mulai dari konflik yang sederhana, konflik yang kompleks sampai pada penyelesaian konflik.
Perkembangan alur drama ada enam tahap yaitu :
  1. Eksposisi adalah tahap perkenalan berupa penjelasan untuk mengantarkan penonton pada situasi awal drama.
  2. Konflik adalah tokoh sudah terlibat dalam persoalan pokok drama. Pada tahap ini mulai ada insiden (kejadian). Insiden pertama inilah yang memulai alur drama sebenarnya karena insiden merupakan konflik yang menjadi dasar drama.
  3. Komplikasi adalah insiden berkembang dan menimbulkan konflik yang semakin banyak dan ruwet tetapi semuanya masih menimbulkan tanda tanya
  4. Krisis : pada tahap ini berbagai konflik mencapai puncak / klimaksnya. Tahap ini merupakan tahap puncak ketegangan.
  5. Resolusi : dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik. Jalan keluar konflik mulai jelas.
  6. Keputusan : pada tahap ini semua konflik berakhir.
Yang harus diperhatikan dalam pementasan drama dan dapat memerankan tokoh dengan baik, maka perlu beberapa hal diantaranya :
  1. Memahami cerita yang akan diperankan
  2. Memahami karakter yang akan diperankan
  3. Menguasai teknik bermain / mementaskan drama
Dalam drama, tokoh mempunyai peran penting dan harus hafal dialognya. Adapun ada beberapa hal dalam peran tokoh dengan dialognya.
  1. Pengucap lafal dialog dengan jelas
  2. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara
  3. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat
Dalam penyampaian dialog juga ada beberapa hal diantaranya :
  1. Penggunaan bahasa secara baik
  2. Ekspresi tubuh dan mimik muka
  3. Untuk menghidupkan suasana
Teknik memahami bermain (akting) merupakan unsur penting dalam seni peran ada beberapa hal yaitu :
  1. Teknik muncul
  2. Memberi isi
  3. Pengembangan
  4. Teknik peran.

Teknik Hibridoma dan Teknik Plasmid

Sunday, March 8, 2015

Rekayasa genetika dapat dilakukan dengan menggunakan teknik hibridoma dan teknik plasmid. Hibridoma (hybrid = sel asli, oma = kanker) adalah sel-sel yang dihasilkan dari peleburan (fusi) dua tipe sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung gen dari kedua sel asli. Teknik Hibridoma dilakukan dengan cara mengambil dua jenis sel dari jaringan yang berbeda dari organisme sel tunggal. Tujuan teknik hibridoma salah satu contohnya adalah untuk memperoleh antiboodi untuk diagnosis penyakit atau terapiutik.

Salah satu penggunaan teknik hibridoma yang paling berhasil adalah pembuatan antibodi monoklonal yang mengenali interferon, yaitu bahan alamiah yang membantu tubuh menyerang infeksi virus. Antibodi monokloat adalah sekelompok antibodi yang identik. Oleh karena itu, antibodi monokloat dapat mengenali dan melekat pada antigen yang sama.

Dalam pembuatan antibodi monokloat, hibridoma yang diproduksi berasal dari fusi antara sel B dan sel-sel yang mengandung antigen tertentu, misalnya sel kanker. Umumnya, sel-sel limfa dan sel-sel melanoma (kanker kulit) atau sel B yang bersifat kanker. Yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah harus diketahui dengan pasti bahwa sel limfa mengandung sebanyak mungkin sel B penghasil antibodi yang dikehendaki.

Teknik kedua adalah plasmid. Plasmid adalah suatu molekul yang biasa diturunkan secara stabil tanpa dikaitkan dengan kromosom. Teknik Plasmid adalah mengenalkan gen-gen baru yang mengarahkan sel untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Contohnya, pembuatan hormon insulin manusia pada hewan. Plasmid dapat memberikan resistensi antibiotik pada patogen manusia dan hewan.

Rekayasa genetika melibatkan penyisipan informasi genetik dari suatu organisme untuk memberikan kemampuan baru ke dalam organisme lain (biasanya bakteri). Bakteri memiliki satu kromosom besar berbentuk lingkaran yang mengandung semua gen-gen yang penting untuk kehidupannya. Selain itu, DNA bakteri berbentuk lingkaran kecil dan tidak terikat pada kromosom serta memiliki bagian yang resistan terhadap antibiotik. Penyisipan materi genetik dari suatu sel organisme ke dalam plasmid bakteri menghasilkan DNA rekombinan. Plasmid dapat keluar dari sel bakteri dan masuk ke dalam sel lain. Oleh karena itu, plasmid yang telah disisipi gen dari organisme lain dapat menjadi vektor yang mengangkut gen itu ke dalam sel yang baru dan mengadakan replikasi sehingga dapat mengklon galur baru bakteri.

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Wednesday, January 28, 2015



Jaringan Tumbuhan ada 2 macam :
A.  Jaringan Meristem
  Jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelaan.
  Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi :
  a)  Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama, pucuk lateral, ujung akar.
  b)  Meristem Interkalar, meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku.
  c)  Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ ditemukannya contoh kambium dan kambium gabus.
       Contoh kambium dan kambium gabus.
  Berdasarkan asal-usulnya :
  a)  Meristem sekunder
  B.  Jaringan Dewasa
  Sifat-sifat jaringan dewasa
  1)  Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
  2)  Mempunyai ukuran yang lebih besar dibanding sel-sel meristem
  3)  Mempunyai vakuda besar
  4)  Kadang-kadang sel-selnya mati
  5)  Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
  6)  Diantara sel-selnya dijumpai ruang antar sel

MACAM2 JARINGAN DEWASA
            1. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang berada paling luar pada permukaan
organ-       organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun bunga, buah dan biji.
              Sel-sel    epidermi sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering disebut derivat epidermis, seperti stoma, trikoma, sel kipas, sistolik, sel silika dan sel gabus.
2.  Jaringan Dasar
  Jaringan parenkim disebut jaringan dasar, karena dijumpai hampir disetiap bagian tumbuhan.   Contohnya pada batang dan akar, parenkim dijumpai diantara epidermis dan pembuluh angkut,   sebagai korteks. Parenkim dapat pula dijumpai sebagai empulur batang
3.  Jaringan Penyokong (Penguat / Mekanik)
  Jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

4. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
  Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem.
  a. Xilem.
   Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai macam bentuk sel. Unsur-unsur xilem terdiri dari :
  a)  Unsur Trakeal
  Unsur trakeal terdiri dari 2 macam sel yaitu trakeal dan trakeid
  b)  Serabut Xilem   Serabut xilem berupa sel-sel panjang dengan ujung meruncing. Serabut xilem berdinding   tebal dan memiliki noktah yang lebih sempit daripada noktah trakeid
  c)  Parenkim Xilem
  Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Sel-sel parenkim xilem      berfungsi sebagai tempat cadangan makanan
  b. Floem
  Floem terdiri atas :
  a)  Unsur-unsur Tapis
  Sel-sel tapis berbentuk tabung dengan bagian ujung yang berlubang-lubang.
  b)  Sel Pengiring
  Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis, berbentuk silinder, dan lebih   besar daripada sel-sel tapis. Sel pengiring bersifat hidup diduga berperan dalam keluar   masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
  c)  Serabut Floem
  Serabut floem berbentuk panjang dan dinding sel serabut floem tebal berfungsi sebagai   penguat floem.

  d) Parenkim Floem
  Parenkim floem berisi tepung, damar atau kristal. Floem berfungsi mengangkut hasil   fotosintesis dari daun ke   seluruh tubuh.
Tipe-tipe berkas pengangkutan.
  1.  Tipe Konsentris
  a.  Amfikribal  :  Jika floem mengelilingi xylem
  b.  Amfivasal   :  Jika  xilem mengelilingi floem
  2.  Tipe Kolateral  
  a.  Kolateral terbuka   :  bila antara xylem dan floem terdapat kambium.
  b.  Kolateral tertutup   :  bila antara xylem dan floem tak ada kambium.
  3.  Tipe Radial
  Jika letak xylem dan floem bersebelahan tapi tidak berada di dalam jari-jari yang sama.

5.  Jaringan Sekretoris
 
Jaringan ini dinamakan juga kelenjar internal karema senyawa yang dihasilkan tidak keluar   dari tubuh.
 
Beberapa bentuk yang penting :
  1) 
Sel kelenjar
  2) 
Saluran kelenjar
  3) 
Saluran getah

Organ Pada Tumbuhan:

  1.  Akar
  Berdasarkan asalnya dibedakan menjadi 2 :
  1.  Akar primer yang tumbuh sejak tumbuhan masih embrio.
  2.  Akar luar yang muncul dari batang, daun dan jaringan lain yang tumbuh permanen
  Fungsi Akar Primer :
  -  Menegakkan tumbuhan agar bisa berdiri tegak di atas tanah.
  -  Menyerap air dan bahan-bahan anorganik dari tanah.
  -  Menyimpan makanan.

  2.  Batang
  Fungsinya :
  a)  Alat transportasi zat hara dan hasil fotosintesis.
  b)  Tempat tumbuhnya akar dan batang
  c)  Tempat menyimpan makanan
  d)  Alat perkembangbiakan vegetatif
  Jaringan penyusun batang dari luar ke dalam : epidermis, korteks, silinder pusat. Terdapat teori tentang titik tumbuh.
  1) 
Teori Histogen dari Hainsten.
 
Menurut teori ini jaringan pembuluh batang dapat dibedakan :
  -  Dermatogen   : 
Lapisan luar yang membentuk epidermis
  - 
Periblem  :  Lapisan tengah yang membentuk korteks
  - 
Plerom  :  Lapisan dalam sebagai pembentuk silinder pusat
  2) 
Teori Tunika Korpus dari Schmidt :
  - 
Tunika  :  Sebagai Pembentuk bagian luar
  - 
Korpus  :  Sebagai pembentuk bagian dalam
Pada tumbuhan dikotil ada 2 macam kambium :
a. 
Kambium fasikuler        : kambium yang terdapat didalam fasis, terletak diantara xylem dan floem.       Berfungsi membentuk  xylem skunder dan floem sekunder.
b. 
Kambium interfasikuler : kambium yang terdapat diluar fasis. Berfungsi membentuk jari-jari    empulur.
Adanya aktivitas kambium menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat diluar lingkaran kambium, dan akan  terbentuk kambium gabus (felogen). Felogen kearah luar akan membentuk felem dan kearah dalam akan membentuk feloderm. Pada sel­sel gabus, bagian luarnya dilengkapi dengan lenti sel untuk pertukaran gas.

3.  
Daun
 
Berfungsi :
  a.  
Tempat fotosintesis
  b.  
Tempat menyimpan bahan makanan
  c.  
Alat perkembangbiakan vegetatif
  d.  
Alat evaporasi dan gutasi
 
Jaringan penyusun daun : epidermis atas, parenkim (parenkim palisade dan spon pada tumbuhan   dikotil), jaringan pengangkut, epidermis bawah.

4.   Bunga
 
Berfungsi sebagai alat pembentuk sel kelamin.
 
Struktur pembentuk bunga lengkap :
  a. 
Perhiasan bunga  : terdiri atas mahkota dan kelopak
  b.  
Alat reproduksi   : putik dan benang sari
 
Berbagai tipe bunga
  1.
Bunga lengkap   : terdiri atas kelopak, mahkota, putik dan benang sari.
  2.
Bunga tak lengkap   : bunga yang tidak mempunyai satu atau dua diantara empat bagian     bunga
  3.
Bunga betina  : bunga yang mempunyai putik saja
  4.
Bunga jantan  : bunga yang mempunyai benang sari saja


Menulis Surat Lamaran Pekerjaan dengan Unsur dan Struktur yang Benar

Tuesday, October 21, 2014

Untuk mendapatkan suatu pekerjaan di kantor atau instansi, kita harus mengajukan permintaan atau permohonan ke bagian kepegawaian. Permohonan itu tidak disampaikan secara lisan tetapi secara tertulis dalam bentuk surat lamaran kerja.
Surat lamaran kerja harus disusun dengan sebaik-baiknya karena surat lamaran merupakan perwakilan dari diri si pelamar. Jika dibuat dengan cara dan bahasa yang asal-asalan, ada kemungkinan untuk ditolak dan peluang untuk memperoleh pekerjaan menjadi hilang.
Perubahan dan kemajuan teknologi membawa dampak terhadap segala bidang. Termasuk pula pada tata cara pembuatan dan pengiriman surat lamaran kerja. Wujud surat lamaran kerja semakin beragam dan pembuatannya cenderung semakin praktis. Meskipun demikian, ada prinsip-prinsip serta unsur-unsur pokok dari surat lamaran kerja yang tetap dipertahankan.

     Hal : Lamaran 
                                                                                                                  Lumajang, 23 April 2014
     Yth.
     Pemasang Iklan di Harian Menit
     Tanggal 17 Maret 2014
     PO BOX 2983
     Surabaya
     Dengan hormat,
     Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian Menit pada 17 Maret 2014 yang menyatakan bahwa perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan tenaga Desain Grafis, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
     nama : Ardan Prasetya Kheira Sasongko
     tempat, tgl lahir : Jerman, 17 September 1994
     alamat : Jln. P.B Sudirman Waru, Sidoarjo
     pendidikan : S1 Graphic Design Oxford University
     dengan ini mengajukan permohonan untuk diterima sebagai karyawan sesuai dengan lowongan tersebut.
      Saya dapat mengoperasikan komputer, aplikasi desain grafis, teknologi terapan serta dapat berbahasa Inggris, Jerman dan Belanda secara aktif. Saya juga pernah bekerja di perusahaan sebagai tim desain majalah selama 9 bulan. Oleh karena itulah, saya memenuhi persyaratan yang Bapak/Ibu tentukan. Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan:
1. daftar riwayat hidup;
2. fotokopi ijazah dan transkrip nilai;
3. fotokopi ijazah kursus bahasa Belanda;
4. SKCK; dan 
5. pas foto.
Besar harapan saya untuk dapat diterima. Atas perhatian dan  kebijaksanaannya disampaikan terima kasih. 

                                                                                                       Hormat saya,



                                                                                                       Ardan Prasetya Kheira Sasongko


Keterkaitan Metabolisme

Monday, October 13, 2014

Metabolisme meliputi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme membutuhkan energi (endergonik), sedangkan katabolisme menghasilkan energi (eksergonik). Bagaimanakah hubungan antara anabolisme dengan katabolisme? Marilah kita pelajari dalam bahasan berikut.

1. keterkaitan antara anabolisme dengan katabolisme karbohidrat

anabolisme merupakan proses pembentukan senyawa kompleks dari senyawa sederhana penyusunnya dengan memerlukan energi. Jadi, reaksi anabolisme bersifat endergonik. Sementara itu, katabolisme merupakan proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan membebaskan energi. Jadi reaksi katabolisme bersifat eksergonik. Perhatikan skema Gambar 2.29 di bawah.
Gambar 2.29
Hubungan katabolisme dan anabolisme karbohidrat
            Salah satu proses anabolisme yaitu sintesis atau pembentukan karbohidrat melalui fotosintesis yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan. CO2 dan H2O, dalam reaksi ini, dengan bantuan energi cahaya diubah menjadi karbohidrat yang di dalamnya mengandung energi dalam bentuk ikatan kimia.
            Sementara itu dalam sel-sel makhluk hidup, karbohidrat (dalam hal ini glukosa) akan mengalami serangkaian reaksi respirasi sehingga dihasilkan energi. Selain dibebaskan energi, rekasi pemecahan (katabolisme) glukosa ini juga menghasilkan CO2 dan H2O, apabila digambarkan seperti Gambar 2.29 di atas.


2. keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
Karbohidrat bukanlah satu-satunya zat makanan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Zat makanan lain, seperti lemak dan protein dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Tentu saja tahap-tahap reaksinya tidak sama dengan metabolisme karbohidrat.
            Hidrolisis lemak menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak akan mengalami beta-oksidasi menjadi asetil Co-A. Selanjutnya, asetil Co-A akan memasuki daur atau siklus Krebs. Sementara itu, gliserol akan diubah menjadi senyawa fosfogliseraldehid (G3P) agar dapat memasuki reaksi glikosisis.
            Bagaimana jika protein digunakan sebagai sumber energi? Protein yang memiliki sistem pencernaan akan dipecah oleh enzim protease menjadi asam amino. Selanjutnya asam amino mengalami reaksi deaminasi sehingga dihasilkan NH­3 gugus amin dan asam keto. Pada mamalia dan beberapa hewan pada umumnya, gugus Amin atau NH3 diubah menjadi urea dan dikeluarkan sebagai urine. Sementara itu, asam keto dapat memasuki reaksi glikolisis atau daur Krebs. Pelajari bagan berikut untuk lebih jelasnya.

Gambar 2.30
Metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
            Pada bagan tampak jelas adanya keterkaitan antara metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Hal lain yang dapat dijelaskan dari bagan tersebut adalah bahwa lemak yang ada dalam tubuh kita tidak hanya berasal dari makanan yang mengandung lemak, tetapi juga dapat juga berasal dari karbohidrat dan protein.
            Telah dijelaskan bahwa oksidasi karbohidrat, lemak dan protein akan menghasilkan energi. Dari ketiga jenis zat makanan tersebut, manakah yang menghasilkan energi paling banyak? Dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, lemak lebih banyak menghasilkan energi ketika dioksidasi. Suatu contoh: satu molekul asam lemak dengan atom 6C (asam heksanoat) yang dioksidasi secara sempurna dapat menghasilkan 44 ATP. Sementara itu, glukosa yang juga mempunyai 6 atom C hanya menghasilkan 36 ATP. Mengapa demikian?
            Asam lemak akan memasuki siklus Krebs setelah diubah menjadi asetil Co-A melalui reaksi beta-oksida. Asam lemak dengan jumlah atom C = 2n, akan menghasilkan sejumlah n asetil Co-A. Dengan demikian, asam heksanoat (6C) menghasilkan 3 molekul asetil Co-A. Mula-mula, asam heksanoat yang teah teraktivasi (memerlukan 2 ATP) menjadi asil Co-A akan memasuki mitokondria. Asil Co-A dalam metokondria mengalami beta-oksidasi. Pada reaksi ini asil Co-A yang berasal dari asam heksanoat (C = 6) mengalami dua kali siklus dan menghasilkan 3 asetil Co-A (C = 2). Siklus pertama menghasilkan 1 molekul asetil Co-A, 1 FADH, 1 NADH dan butiril Co-A (4 atom C). Pada siklus 2 butiril Co-A dioksidasi menjadi 2 molekul asetil Co-A dengan menghasilkan 1 FADH2 dan 1 NADH. Adapun jumlah ATP yang dihasilkan pada beta-oksida dapat dihitung sebagai berikut.
2 FADH2 → 2 x 2 ATP = 4 ATP
2 NADH → 2 x 3 ATP = 6 ATP
Jumlah                           = 10 ATP
            Oleh karena aktivasi asam heksoanat menjadi heksanoil Co-A memerlukan 2 ATP, maka hasil bersih ATP = (10 – 2) ATP = 8 ATP. Selanjutnya, 3 molekul asetil Co-A akan memasuki daur Krebs dan mengalami oksidasi sempurna menjadi CO­2 dan H2O. Pada oksidasi 3 molekul asetil Co-A ini dihasilkan 3 x 12 ATP = 36 ATP. Jadi, oksidasi asam lemak menghasilkan 44 ATP. Perhatikan skema berikut.


Gambar 2.31
Jalur beta-oksidasi asam lemak
            Hal ini juga menunjukkan bahwa makin panjang rantai karbon yang menyusun asam lemak, energi yang dihasilkan makin besar. Misalnya pada asam palmitat yang mempunyai 15 atom C menghasilkan 129 ATP. Bukan hanya itu, senyawa lain hasil hidrolisis lemak yaitu gliseraldehid dapat memasuki jalur glikolisis setelah diubah menjadi gliseraldehid fosfat (PGAL). Selanjutnya PGAL akan diubah menjadi PEP. PEP agar dapat memasuki daur Krebs harus diubah menjadi asetil Co-A. Dari reaksi ini pun (gliserol) dihasilkan cukup banyak energi (36 ATP).

Apa itu Novel?

Friday, October 10, 2014

Novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

- Ciri-ciri novel :

  1. Terdiri atas jumlah halaman yang cukup banyak
  2. Dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik
  3. Menyajikan permasalahan lebih terperinci jika dibandingkan dengan cerpen
Pada dasarnya, unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra berbentuk prosa adalah sama yaitu dilihat dari bentuk konteksnya.
Adapun unsur intrinsik novel adalah :

  • Tema
  • Amanat
  • Alur
  • Gaya Bahasa
  • Penokohan
Unsur seperti ini juga terdapat pada hikayat maupun novel terjemahan.

Hal serupa yang terjadi pada unsur Ekstrinsik novel, hikayat atau novel terjemahan.
Unsur ektrinsik tersebut adalah :

  • Latar belakang pengarang / pengalaman hidup
  • Pendidikan
  • Kepercayaan
  • Situasi
  • Situasi Politik
  • Sosial Budaya