Berbagi Ilmu Demi Kemajuan Pendidikan

Latest News - Meet Doctor - Konsultasi Dokter Gratis Secara Online

Mengekspresikan Dialog Para Tokoh Dalam Drama

Thursday, June 4, 2015

Mungkin kalian sudah sering melihat orang memerankan tokoh. Kalian juga tidak asing lagi mendengar dialog dan tokoh.

MENGEKSPRESIKAN DIALOG

Ketika akan mengekspresikan dialog drama ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut :

  1. Memahami dialog drama dengan seksama
  2. Berkonsentrasi pada karakter / waktak yang telah didapatkan
  3. Mengontrol emosi
  4. Konsisten pada karakter yang dipelajari
Pemeran drama mempunyai sembilan unsur yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh yaitu :

  1. Naskah
  2. Pemain / aktor
  3. Sutradara
  4. Tata rias
  5. Tata busana
  6. Tata panggung
  7. Tata suara
  8. Tata lampu
  9. Penonton
Aktor adalah orang yang memeragakan cerita.
Orang yang akan memerankan adegan drama harus membaca dan memahami naskah drama. Membaca naskah drama bertujuan untuk :

  1. Mengetahui kalimat-kalimat dialog yang harus diucapkan
  2. Menghafalkannya
  3. Mengetahui isi pokok / inti dialog
  4. Mengetahui lawan dialog
  5. Mengetahui kapan / pada bagian apa
  6. Mengetahui jalan cerita
Memahami naskah drama bertujuan untuk :

  1. Memahami isi pokok dialog
  2. Memahami alur atau jalan cerita
  3. Mencari bahan sebagai dasar mimik pantomim, pantomimik
BEBERAPA ISTILAH DALAM DRAMA
  1. Babak : bagian naskah drama yang berisi peristiwa pada waktu atau tempat tertentu
  2. Adegan : Bagian dari babak yang berisi potongan peristiwa tertentu
  3. Dialog : Percakapan tokoh
  4. Prolog : Kata pengantar sebelum pementasan drama
  5. Epilog : Kata yang mengakhiri pementasan
MENDESKRIPSIKAN PERILAKU MANUSIA MELALUI DIALOG

Watak para tokoh dalam drama digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional). Penggambaran ini berdasarkan keadaan fisik, psikis dan sosial.
Mimik adalah ekspresi gerak wajah (air muka) untuk menunjukkan emosi yang diatasi oleh pemain.
Pantomom adalah gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi tubuh.

MENGHIDUPKAN KONFLIK

Jalan cerita dalam drama diwujudkan melalui dialog dan gerak yang dilakukan para pemain. Selain berfungsi untuk mendukung karakter tokoh yang dilakukan dalam drama juga dapat menunjukkan alur cerita drama.
Alur drama berkembang secara bertahap mulai dari konflik yang sederhana, konflik yang kompleks sampai pada penyelesaian konflik.
Perkembangan alur drama ada enam tahap yaitu :
  1. Eksposisi adalah tahap perkenalan berupa penjelasan untuk mengantarkan penonton pada situasi awal drama.
  2. Konflik adalah tokoh sudah terlibat dalam persoalan pokok drama. Pada tahap ini mulai ada insiden (kejadian). Insiden pertama inilah yang memulai alur drama sebenarnya karena insiden merupakan konflik yang menjadi dasar drama.
  3. Komplikasi adalah insiden berkembang dan menimbulkan konflik yang semakin banyak dan ruwet tetapi semuanya masih menimbulkan tanda tanya
  4. Krisis : pada tahap ini berbagai konflik mencapai puncak / klimaksnya. Tahap ini merupakan tahap puncak ketegangan.
  5. Resolusi : dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik. Jalan keluar konflik mulai jelas.
  6. Keputusan : pada tahap ini semua konflik berakhir.
Yang harus diperhatikan dalam pementasan drama dan dapat memerankan tokoh dengan baik, maka perlu beberapa hal diantaranya :
  1. Memahami cerita yang akan diperankan
  2. Memahami karakter yang akan diperankan
  3. Menguasai teknik bermain / mementaskan drama
Dalam drama, tokoh mempunyai peran penting dan harus hafal dialognya. Adapun ada beberapa hal dalam peran tokoh dengan dialognya.
  1. Pengucap lafal dialog dengan jelas
  2. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara
  3. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat
Dalam penyampaian dialog juga ada beberapa hal diantaranya :
  1. Penggunaan bahasa secara baik
  2. Ekspresi tubuh dan mimik muka
  3. Untuk menghidupkan suasana
Teknik memahami bermain (akting) merupakan unsur penting dalam seni peran ada beberapa hal yaitu :
  1. Teknik muncul
  2. Memberi isi
  3. Pengembangan
  4. Teknik peran.

0 comments:

Post a Comment