Berbagi Ilmu Demi Kemajuan Pendidikan

Latest News - Meet Doctor - Konsultasi Dokter Gratis Secara Online

Menulis Surat Lamaran Pekerjaan dengan Unsur dan Struktur yang Benar

Tuesday, October 21, 2014

Untuk mendapatkan suatu pekerjaan di kantor atau instansi, kita harus mengajukan permintaan atau permohonan ke bagian kepegawaian. Permohonan itu tidak disampaikan secara lisan tetapi secara tertulis dalam bentuk surat lamaran kerja.
Surat lamaran kerja harus disusun dengan sebaik-baiknya karena surat lamaran merupakan perwakilan dari diri si pelamar. Jika dibuat dengan cara dan bahasa yang asal-asalan, ada kemungkinan untuk ditolak dan peluang untuk memperoleh pekerjaan menjadi hilang.
Perubahan dan kemajuan teknologi membawa dampak terhadap segala bidang. Termasuk pula pada tata cara pembuatan dan pengiriman surat lamaran kerja. Wujud surat lamaran kerja semakin beragam dan pembuatannya cenderung semakin praktis. Meskipun demikian, ada prinsip-prinsip serta unsur-unsur pokok dari surat lamaran kerja yang tetap dipertahankan.

     Hal : Lamaran 
                                                                                                                  Lumajang, 23 April 2014
     Yth.
     Pemasang Iklan di Harian Menit
     Tanggal 17 Maret 2014
     PO BOX 2983
     Surabaya
     Dengan hormat,
     Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian Menit pada 17 Maret 2014 yang menyatakan bahwa perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan tenaga Desain Grafis, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
     nama : Ardan Prasetya Kheira Sasongko
     tempat, tgl lahir : Jerman, 17 September 1994
     alamat : Jln. P.B Sudirman Waru, Sidoarjo
     pendidikan : S1 Graphic Design Oxford University
     dengan ini mengajukan permohonan untuk diterima sebagai karyawan sesuai dengan lowongan tersebut.
      Saya dapat mengoperasikan komputer, aplikasi desain grafis, teknologi terapan serta dapat berbahasa Inggris, Jerman dan Belanda secara aktif. Saya juga pernah bekerja di perusahaan sebagai tim desain majalah selama 9 bulan. Oleh karena itulah, saya memenuhi persyaratan yang Bapak/Ibu tentukan. Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan:
1. daftar riwayat hidup;
2. fotokopi ijazah dan transkrip nilai;
3. fotokopi ijazah kursus bahasa Belanda;
4. SKCK; dan 
5. pas foto.
Besar harapan saya untuk dapat diterima. Atas perhatian dan  kebijaksanaannya disampaikan terima kasih. 

                                                                                                       Hormat saya,



                                                                                                       Ardan Prasetya Kheira Sasongko


Keterkaitan Metabolisme

Monday, October 13, 2014

Metabolisme meliputi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme membutuhkan energi (endergonik), sedangkan katabolisme menghasilkan energi (eksergonik). Bagaimanakah hubungan antara anabolisme dengan katabolisme? Marilah kita pelajari dalam bahasan berikut.

1. keterkaitan antara anabolisme dengan katabolisme karbohidrat

anabolisme merupakan proses pembentukan senyawa kompleks dari senyawa sederhana penyusunnya dengan memerlukan energi. Jadi, reaksi anabolisme bersifat endergonik. Sementara itu, katabolisme merupakan proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan membebaskan energi. Jadi reaksi katabolisme bersifat eksergonik. Perhatikan skema Gambar 2.29 di bawah.
Gambar 2.29
Hubungan katabolisme dan anabolisme karbohidrat
            Salah satu proses anabolisme yaitu sintesis atau pembentukan karbohidrat melalui fotosintesis yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan. CO2 dan H2O, dalam reaksi ini, dengan bantuan energi cahaya diubah menjadi karbohidrat yang di dalamnya mengandung energi dalam bentuk ikatan kimia.
            Sementara itu dalam sel-sel makhluk hidup, karbohidrat (dalam hal ini glukosa) akan mengalami serangkaian reaksi respirasi sehingga dihasilkan energi. Selain dibebaskan energi, rekasi pemecahan (katabolisme) glukosa ini juga menghasilkan CO2 dan H2O, apabila digambarkan seperti Gambar 2.29 di atas.


2. keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
Karbohidrat bukanlah satu-satunya zat makanan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Zat makanan lain, seperti lemak dan protein dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Tentu saja tahap-tahap reaksinya tidak sama dengan metabolisme karbohidrat.
            Hidrolisis lemak menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak akan mengalami beta-oksidasi menjadi asetil Co-A. Selanjutnya, asetil Co-A akan memasuki daur atau siklus Krebs. Sementara itu, gliserol akan diubah menjadi senyawa fosfogliseraldehid (G3P) agar dapat memasuki reaksi glikosisis.
            Bagaimana jika protein digunakan sebagai sumber energi? Protein yang memiliki sistem pencernaan akan dipecah oleh enzim protease menjadi asam amino. Selanjutnya asam amino mengalami reaksi deaminasi sehingga dihasilkan NH­3 gugus amin dan asam keto. Pada mamalia dan beberapa hewan pada umumnya, gugus Amin atau NH3 diubah menjadi urea dan dikeluarkan sebagai urine. Sementara itu, asam keto dapat memasuki reaksi glikolisis atau daur Krebs. Pelajari bagan berikut untuk lebih jelasnya.

Gambar 2.30
Metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
            Pada bagan tampak jelas adanya keterkaitan antara metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Hal lain yang dapat dijelaskan dari bagan tersebut adalah bahwa lemak yang ada dalam tubuh kita tidak hanya berasal dari makanan yang mengandung lemak, tetapi juga dapat juga berasal dari karbohidrat dan protein.
            Telah dijelaskan bahwa oksidasi karbohidrat, lemak dan protein akan menghasilkan energi. Dari ketiga jenis zat makanan tersebut, manakah yang menghasilkan energi paling banyak? Dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, lemak lebih banyak menghasilkan energi ketika dioksidasi. Suatu contoh: satu molekul asam lemak dengan atom 6C (asam heksanoat) yang dioksidasi secara sempurna dapat menghasilkan 44 ATP. Sementara itu, glukosa yang juga mempunyai 6 atom C hanya menghasilkan 36 ATP. Mengapa demikian?
            Asam lemak akan memasuki siklus Krebs setelah diubah menjadi asetil Co-A melalui reaksi beta-oksida. Asam lemak dengan jumlah atom C = 2n, akan menghasilkan sejumlah n asetil Co-A. Dengan demikian, asam heksanoat (6C) menghasilkan 3 molekul asetil Co-A. Mula-mula, asam heksanoat yang teah teraktivasi (memerlukan 2 ATP) menjadi asil Co-A akan memasuki mitokondria. Asil Co-A dalam metokondria mengalami beta-oksidasi. Pada reaksi ini asil Co-A yang berasal dari asam heksanoat (C = 6) mengalami dua kali siklus dan menghasilkan 3 asetil Co-A (C = 2). Siklus pertama menghasilkan 1 molekul asetil Co-A, 1 FADH, 1 NADH dan butiril Co-A (4 atom C). Pada siklus 2 butiril Co-A dioksidasi menjadi 2 molekul asetil Co-A dengan menghasilkan 1 FADH2 dan 1 NADH. Adapun jumlah ATP yang dihasilkan pada beta-oksida dapat dihitung sebagai berikut.
2 FADH2 → 2 x 2 ATP = 4 ATP
2 NADH → 2 x 3 ATP = 6 ATP
Jumlah                           = 10 ATP
            Oleh karena aktivasi asam heksoanat menjadi heksanoil Co-A memerlukan 2 ATP, maka hasil bersih ATP = (10 – 2) ATP = 8 ATP. Selanjutnya, 3 molekul asetil Co-A akan memasuki daur Krebs dan mengalami oksidasi sempurna menjadi CO­2 dan H2O. Pada oksidasi 3 molekul asetil Co-A ini dihasilkan 3 x 12 ATP = 36 ATP. Jadi, oksidasi asam lemak menghasilkan 44 ATP. Perhatikan skema berikut.


Gambar 2.31
Jalur beta-oksidasi asam lemak
            Hal ini juga menunjukkan bahwa makin panjang rantai karbon yang menyusun asam lemak, energi yang dihasilkan makin besar. Misalnya pada asam palmitat yang mempunyai 15 atom C menghasilkan 129 ATP. Bukan hanya itu, senyawa lain hasil hidrolisis lemak yaitu gliseraldehid dapat memasuki jalur glikolisis setelah diubah menjadi gliseraldehid fosfat (PGAL). Selanjutnya PGAL akan diubah menjadi PEP. PEP agar dapat memasuki daur Krebs harus diubah menjadi asetil Co-A. Dari reaksi ini pun (gliserol) dihasilkan cukup banyak energi (36 ATP).

Apa itu Novel?

Friday, October 10, 2014

Novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

- Ciri-ciri novel :

  1. Terdiri atas jumlah halaman yang cukup banyak
  2. Dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik
  3. Menyajikan permasalahan lebih terperinci jika dibandingkan dengan cerpen
Pada dasarnya, unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra berbentuk prosa adalah sama yaitu dilihat dari bentuk konteksnya.
Adapun unsur intrinsik novel adalah :

  • Tema
  • Amanat
  • Alur
  • Gaya Bahasa
  • Penokohan
Unsur seperti ini juga terdapat pada hikayat maupun novel terjemahan.

Hal serupa yang terjadi pada unsur Ekstrinsik novel, hikayat atau novel terjemahan.
Unsur ektrinsik tersebut adalah :

  • Latar belakang pengarang / pengalaman hidup
  • Pendidikan
  • Kepercayaan
  • Situasi
  • Situasi Politik
  • Sosial Budaya

Klasifikasi Tumbuhan Paku

Wednesday, April 9, 2014

Gambar Tumbuhan Paku (agunkadhitya.files.wordpress.com)

Tumbuhan paku dikelompokkan dalam empat divisi, yaitu Psilophyta, Equisetophyta dan Pterophyta.

1. Divisi Psilotophyta (Paku Purba)
Psylophyta tergolong tumbuhan paku tertua dengan susunan tubuh paling primitif. Tubuhnya tidak memiliki daun dan akar sejati. Psilophyta hanya memiliki rizom yang dilengkapi dengan rizoid, contohnya Psilotum.

2. Divisi Lycopodophyta (Paku Kawat)
Lycopodophyta telah memiliki akar dan daun sejati, contohnya Lycopodium dan Selaginella. Lycopodium atau paku kawat termasuk paku homospora. Berbeda dengan paku kawat, Selaginella atau paku rane termasuk paku heterospora.

3. Divisi Equisetophyta (Paku Ekor Kuda)
Contoh anggota Equisetophyta yang terkenal adalah Equisetum. Tubuh Equisetum kebanyakan berukuran tinggi kurang dari 1 meter serta memiliki akar, batang dan beruas-ruas. Pada tiap ruasnya tumbuh daun yang melingkar. Batangnya dapat membesar karena aktivitas kambium atau mengalami pertumbuhan sekunder. Spora biasanya tumbuh pada bagian ujung batang, berbentuk konus atau strobilus. Equisetrum termasuk tumbuhan paku peralihan.

4. Divisi Pterophyta (Paku Sejati)
Pterophyta sudah memiliki akar, batang dan daun sejati. Di daerah tropis, batang tumbuhan paku tersebut biasanya muncul ke permukaan tanah berbentuk seperti belalai atau tiang. Di daerah beriklim sedang, batang biasanya berada di dalam tanah sehingga yang tampak dominan adalah daunnya yang tipis dan lebar. Spora dibentuk dalam sporangium yang terdapat pada permukaaan bawah daun. Anggota tumbuhan paku tersebut umumnya homospora. Spora yang berkecambah selanjutnya berkembang menjadi gametofit berbentuk seperti hati. Pada permukaan bawah gametofit tersebut terdapat rizoid, anteridium dan arkegonium. Contoh Pterophyta adalah suplir (Adiantum cuneatum), paku tiang (Alsophilla glauca), Cyanthea, Asplenium dan semanggi (Marsilea crenata).

Source: Google.com
Priadi, Arif. 2010. Biologi 1 SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira

Arkebakteri (Archaebacteria)

Arkebaketria (arkae) adalah organisme uniselular tertua di bumi.

A. Ciri - ciri Arkebakteri
Arkebakteri secara kimia berbeda dengan organisme prokariota yang lain. Ciri-ciri umum arkebakteri antara lain sebagai berikut.

  1. Memiliki membran sel, materi genetika yang tersusun dari RNA dan dinding sel bukan dari peptidoglikan. Materi genetika arkebakteri mengapung pada bagian yang disebut nukleoid.
  2. Ditemukan di lingkungan yang ekstrem, seperti sumber air panas, kawah gunung berapi atau danau asin.
  3. Memiliki ukuran yang kecil seperti bakteri, yaitu antara 0,2-10µm.
  4. Baik arkebakteri maupun bakteri umumnya bereproduksi dengan cara aseksual, yaitu membelah diri. Hanya sebagian kecil saja yang melangsungkan reproduksi seksual.


B. Klasifikasi Arkebakteri
Arkebakteri metanogen dikelompokkan menjadi tiga macam berdasarkan lingkungan hidupnya, yaitu arkebakteri metanogen, arkebakteri halofil dan arkebakteri termoasidofil.

1. Arkebakteri Metanogen
Arkebakteri metanogen memanen energi dengan mengubah H2 dan CO2 menjadi gas metan. Arkebakteri tersebut tidak dapat hidup jika ada oksigen (anaerob obligat). Organisme tersebut ditemukan di rawa-rawa, limbah dan saluran pencernaan manusia dan hewan, contohnya Methanosarcina.

2. Arkebakteri Halofil
Arkebakteri halofil menyukai lingkungan dengan kadar garam tinggi seperti di Laut Mati dan Air Asin. Konsentrasi garam yang tinggi dapat memusnahkan sebagian besar bakteri. Namun, arkebakteri halofil menggunakan garam tersebut untuk menghasilkan energi. Contohnya adalah Halobacterium halobium yang hidup di daerah tambak.

3. Arkebakteri Termoasidofil
Arkebakteri termoasidofil ditemukan di lingkungan dengan derajat keasaman dan suhu yang tinggi, seperti di kawah gunung berapi dan sumber air panas. Contohnya, Sulfolobus yang ditemukan di sumber air panas.
Sulfolobus


Methanosarcina


Source: Google.com
Priadi, Arif. 2010. Biologi 1 SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira

Fakta dan Opini

Sunday, March 2, 2014

Fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi
Opini adalah pendapat atau pikiran

Perbedaan Fakta dan Opini dalam Editorial:

  • Editorial adalah nama lain dari tajuk rencana yang terdapat di media massa.
  • Fakta dan Tajuk Rencana adalah hal-hal yang faktual yang diambil dari peristiwa atau gejala.
  • Opini adalah Argumen atau Tanggapan redaksi peristiwa atau gejala yang djadikan pokok pembicaraan dalam tajuk rencana.


Mengungkapkan isi Editorial atau Tajuk Rencana:

     Kita dapat mengungkapkan isi atau kesimpulan isi editorial atau tajuk rencana melalui langkah sebagai berikut:

  1. Menemukan ide pokok setiap paragraf dalam tajuk rencana
  2. Menyusun ide-ide pokok tersebut menjadi satu paragraf
  3. Penyusunan paragraf tersebut sebaiknya menggunakan bahasa dan kalimat yang lugas
  4. Agar kepaduan pragraf tercipta, kita perlu menggunakan kata penghubung antar kalimat.

Tajuk Rencana / Editorial

Tajuk Rencana adalah sebuah institusi pers terhadap suatu fakta atau peristiwa yang terjadi.
       → Istilah Editorial umumnya dipakai oleh penerbit di Amerika

Dilihat dari penulisannya tajuk rencana setidaknya dibedakan menjadi tujuh yaitu:
  1. Tajuk rencana yang menginpretasikan terhadap suatu fakta, peristiwa atau isu
  2. Tajuk rencana yang mempermasalahkan (fakta, peristiwa atau isu) agar mendapat perhatian pihak-pihak tertentu
  3. Tajuk rencana yang menggerakan masyarakat untuk bertindak atau bersikap
  4. Tajuk rencana yang memperjuangkan suatu hal terus menerus agar mendapat perhatian
  5. Tajuk rencana yang menerangkan informasi / penerangan semata
  6. Tajuk rencana yang menjelaskan informasi tidak sekedar informasi
  7. Tajuk rencana persuasi yang berisi pemikiran alternatif yang mengarah kepada pemecahan masalah
Tajuk rencana biasanya tersusun atas format:



Ciri-ciri Fakta dan Opini:

Menyusun Karya Tulis

Monday, February 17, 2014

Karya Tulis / Karya Ilmiah adalah kegiatan penelitian yang memuat rencana materi atau bahan.

Menyusun Karya Tulis dengan Memilah Materi Sebagai Berikut:

  1. Bahan dan materi disesuaikan dengan tema supaya karangan dapat disusun teratur
  2. Bahan bisa dijabarkan atau diuraikan
  3. Bahan disesuaikan kebutuhan, ada keseimbangan antara bab dan sub bab sehingga masalah tersusun dengan logis.


Ciri-Ciri Karya Tulis

  1. Logis yaitu Semua penjelasan disajikan secara masuk akal
  2. Obyektif yaitu Semua keterangan / penjelasan secara jujur, apa adanya sesuai data dan fakta
  3. Sistematis yaitu Disusun dengan kerangka yang diurut dan berkesinambungan
  4. Tuntas yaitu Masalah dikupas dengan rinci dan lengkap
  5. Kebenaran yaitu Dapat diuji
  6. Berlaku Umum yaitu Kesimpulan cocok untk semua populasi
  7. Memakai bahasa baku dan Tata tulis yang sesuai kaidah bahasa.


Langkah Menyusun Karya Tulis:

  1. Mendaftar atau membuat data tentang hal atau masalah yang perlu ditulis dengan berdasar topik yang dipilih
  2. Membatasi topik dan menentukan judul
  3. Memnentukan gagasan yang akan dikembangkan dalam karya tulis
  4. Merumuskan masalah
  5. Menyusun kerangka karya tulis
  6. Mengembangkan Kerangka


Pola  Penyusunan Karya Tulis / Karya Ilmiah
   
     I.    Halaman Judul
     II.   Lembar Persetujuan
     III.  Abstraksi
     IV.  Kata Pengantar
     V.    Daftar Isi
     VI.   Daftar Tabel (Tentatif)
     VII.  Daftar Gambar
     VIII. Daftar Lampiran

Bab I. Pendahuluan
            a. Latar Belakang Masalah
            b. Rumusan Masalah
            c. Tujuan Masalah
            d. Manfaat Penelitian

Bab II. Kerangka Teori / Landasan Teori
             a. Landasan Teori
             b. Hipotesis Penelitian (Tentatif)

Bab III. Metode Penelitian
               a. Jenis Penelitian
               b. Populasi dan Sampel Penelitian
               c. Jenis, Sumber dan Teori Pengumpulan Data
               d. Teknik analisis

Bab IV. Pembahasan Penelitian
              a. Gambaran Umum Objek Penelitian
              b. Deskripsi Hasil Penelitian
              c. Pengujian Hipotesis
              d. Interpelasi Hasil Hipotesis

Bab V. Penutup
             a. Kesimpulan
             b. Saran

Daftar Pustaka
Indeks
Lampiran