Rekayasa genetika dapat dilakukan dengan menggunakan teknik hibridoma dan teknik plasmid. Hibridoma (hybrid = sel asli, oma = kanker) adalah sel-sel yang dihasilkan dari peleburan (fusi) dua tipe sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung gen dari kedua sel asli. Teknik Hibridoma dilakukan dengan cara mengambil dua jenis sel dari jaringan yang berbeda dari organisme sel tunggal. Tujuan teknik hibridoma salah satu contohnya adalah untuk memperoleh antiboodi untuk diagnosis penyakit atau terapiutik.
Salah satu penggunaan teknik hibridoma yang paling berhasil adalah pembuatan antibodi monoklonal yang mengenali interferon, yaitu bahan alamiah yang membantu tubuh menyerang infeksi virus. Antibodi monokloat adalah sekelompok antibodi yang identik. Oleh karena itu, antibodi monokloat dapat mengenali dan melekat pada antigen yang sama.
Dalam pembuatan antibodi monokloat, hibridoma yang diproduksi berasal dari fusi antara sel B dan sel-sel yang mengandung antigen tertentu, misalnya sel kanker. Umumnya, sel-sel limfa dan sel-sel melanoma (kanker kulit) atau sel B yang bersifat kanker. Yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah harus diketahui dengan pasti bahwa sel limfa mengandung sebanyak mungkin sel B penghasil antibodi yang dikehendaki.
Teknik kedua adalah plasmid. Plasmid adalah suatu molekul yang biasa diturunkan secara stabil tanpa dikaitkan dengan kromosom. Teknik Plasmid adalah mengenalkan gen-gen baru yang mengarahkan sel untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Contohnya, pembuatan hormon insulin manusia pada hewan. Plasmid dapat memberikan resistensi antibiotik pada patogen manusia dan hewan.
Rekayasa genetika melibatkan penyisipan informasi genetik dari suatu organisme untuk memberikan kemampuan baru ke dalam organisme lain (biasanya bakteri). Bakteri memiliki satu kromosom besar berbentuk lingkaran yang mengandung semua gen-gen yang penting untuk kehidupannya. Selain itu, DNA bakteri berbentuk lingkaran kecil dan tidak terikat pada kromosom serta memiliki bagian yang resistan terhadap antibiotik. Penyisipan materi genetik dari suatu sel organisme ke dalam plasmid bakteri menghasilkan DNA rekombinan. Plasmid dapat keluar dari sel bakteri dan masuk ke dalam sel lain. Oleh karena itu, plasmid yang telah disisipi gen dari organisme lain dapat menjadi vektor yang mengangkut gen itu ke dalam sel yang baru dan mengadakan replikasi sehingga dapat mengklon galur baru bakteri.
Dalam pembuatan antibodi monokloat, hibridoma yang diproduksi berasal dari fusi antara sel B dan sel-sel yang mengandung antigen tertentu, misalnya sel kanker. Umumnya, sel-sel limfa dan sel-sel melanoma (kanker kulit) atau sel B yang bersifat kanker. Yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah harus diketahui dengan pasti bahwa sel limfa mengandung sebanyak mungkin sel B penghasil antibodi yang dikehendaki.
Teknik kedua adalah plasmid. Plasmid adalah suatu molekul yang biasa diturunkan secara stabil tanpa dikaitkan dengan kromosom. Teknik Plasmid adalah mengenalkan gen-gen baru yang mengarahkan sel untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Contohnya, pembuatan hormon insulin manusia pada hewan. Plasmid dapat memberikan resistensi antibiotik pada patogen manusia dan hewan.
Rekayasa genetika melibatkan penyisipan informasi genetik dari suatu organisme untuk memberikan kemampuan baru ke dalam organisme lain (biasanya bakteri). Bakteri memiliki satu kromosom besar berbentuk lingkaran yang mengandung semua gen-gen yang penting untuk kehidupannya. Selain itu, DNA bakteri berbentuk lingkaran kecil dan tidak terikat pada kromosom serta memiliki bagian yang resistan terhadap antibiotik. Penyisipan materi genetik dari suatu sel organisme ke dalam plasmid bakteri menghasilkan DNA rekombinan. Plasmid dapat keluar dari sel bakteri dan masuk ke dalam sel lain. Oleh karena itu, plasmid yang telah disisipi gen dari organisme lain dapat menjadi vektor yang mengangkut gen itu ke dalam sel yang baru dan mengadakan replikasi sehingga dapat mengklon galur baru bakteri.