Metabolisme meliputi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme membutuhkan energi (endergonik), sedangkan katabolisme menghasilkan energi (eksergonik). Bagaimanakah hubungan antara anabolisme dengan katabolisme? Marilah kita pelajari dalam bahasan berikut.
1. keterkaitan antara anabolisme dengan
katabolisme karbohidrat
anabolisme merupakan proses pembentukan senyawa kompleks
dari senyawa sederhana penyusunnya dengan memerlukan energi. Jadi, reaksi
anabolisme bersifat endergonik. Sementara itu, katabolisme merupakan proses
pemecahan atau penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
dengan membebaskan energi. Jadi reaksi katabolisme bersifat eksergonik.
Perhatikan skema Gambar 2.29 di bawah.
Gambar
2.29
Hubungan
katabolisme dan anabolisme karbohidrat
Salah
satu proses anabolisme yaitu sintesis atau pembentukan karbohidrat melalui
fotosintesis yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan. CO2 dan H2O,
dalam reaksi ini, dengan bantuan energi cahaya diubah menjadi karbohidrat yang
di dalamnya mengandung energi dalam bentuk ikatan kimia.
Sementara
itu dalam sel-sel makhluk hidup, karbohidrat (dalam hal ini glukosa) akan
mengalami serangkaian reaksi respirasi sehingga dihasilkan energi. Selain
dibebaskan energi, rekasi pemecahan (katabolisme) glukosa ini juga menghasilkan
CO2 dan H2O, apabila digambarkan seperti Gambar 2.29 di
atas.
2. keterkaitan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein
Karbohidrat bukanlah satu-satunya zat makanan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Zat makanan lain, seperti lemak dan protein
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Tentu saja tahap-tahap reaksinya
tidak sama dengan metabolisme karbohidrat.
Hidrolisis
lemak menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak akan mengalami
beta-oksidasi menjadi asetil Co-A. Selanjutnya, asetil Co-A akan memasuki daur
atau siklus Krebs. Sementara itu, gliserol akan diubah menjadi senyawa
fosfogliseraldehid (G3P) agar dapat memasuki reaksi glikosisis.
Bagaimana
jika protein digunakan sebagai sumber energi? Protein yang memiliki sistem
pencernaan akan dipecah oleh enzim protease menjadi asam amino. Selanjutnya
asam amino mengalami reaksi deaminasi sehingga dihasilkan NH3 gugus
amin dan asam keto. Pada mamalia dan beberapa hewan pada umumnya, gugus Amin
atau NH3 diubah menjadi urea dan dikeluarkan sebagai urine. Sementara
itu, asam keto dapat memasuki reaksi glikolisis atau daur Krebs. Pelajari bagan
berikut untuk lebih jelasnya.
Gambar
2.30
Metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein
Pada
bagan tampak jelas adanya keterkaitan antara metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Hal lain yang dapat dijelaskan dari bagan tersebut adalah bahwa lemak
yang ada dalam tubuh kita tidak hanya berasal dari makanan yang mengandung
lemak, tetapi juga dapat juga berasal dari karbohidrat dan protein.
Telah
dijelaskan bahwa oksidasi karbohidrat, lemak dan protein akan menghasilkan energi.
Dari ketiga jenis zat makanan tersebut, manakah yang menghasilkan energi paling
banyak? Dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, lemak lebih banyak
menghasilkan energi ketika dioksidasi. Suatu contoh: satu molekul asam lemak
dengan atom 6C (asam heksanoat) yang dioksidasi secara sempurna dapat
menghasilkan 44 ATP. Sementara itu, glukosa yang juga mempunyai 6 atom C hanya
menghasilkan 36 ATP. Mengapa demikian?
Asam
lemak akan memasuki siklus Krebs setelah diubah menjadi asetil Co-A melalui
reaksi beta-oksida. Asam lemak dengan jumlah atom C = 2n, akan menghasilkan
sejumlah n asetil Co-A. Dengan demikian, asam heksanoat (6C) menghasilkan 3
molekul asetil Co-A. Mula-mula, asam heksanoat yang teah teraktivasi
(memerlukan 2 ATP) menjadi asil Co-A akan memasuki mitokondria. Asil Co-A dalam
metokondria mengalami beta-oksidasi. Pada reaksi ini asil Co-A yang berasal
dari asam heksanoat (C = 6) mengalami dua kali siklus dan menghasilkan 3 asetil
Co-A (C = 2). Siklus pertama menghasilkan 1 molekul asetil Co-A, 1 FADH, 1 NADH
dan butiril Co-A (4 atom C). Pada siklus 2 butiril Co-A dioksidasi menjadi 2
molekul asetil Co-A dengan menghasilkan 1 FADH2 dan 1 NADH. Adapun
jumlah ATP yang dihasilkan pada beta-oksida dapat dihitung sebagai berikut.
2 FADH2 → 2 x 2 ATP = 4 ATP
2 NADH → 2 x 3 ATP = 6 ATP
Jumlah = 10 ATP
Oleh
karena aktivasi asam heksoanat menjadi heksanoil Co-A memerlukan 2 ATP, maka
hasil bersih ATP = (10 – 2) ATP = 8 ATP. Selanjutnya, 3 molekul asetil Co-A
akan memasuki daur Krebs dan mengalami oksidasi sempurna menjadi CO2
dan H2O. Pada oksidasi 3 molekul asetil Co-A ini dihasilkan 3 x 12
ATP = 36 ATP. Jadi, oksidasi asam lemak menghasilkan 44 ATP. Perhatikan skema
berikut.
Gambar 2.31
Jalur beta-oksidasi asam lemak
Hal ini
juga menunjukkan bahwa makin panjang rantai karbon yang menyusun asam lemak,
energi yang dihasilkan makin besar. Misalnya pada asam palmitat yang mempunyai
15 atom C menghasilkan 129 ATP. Bukan hanya itu, senyawa lain hasil hidrolisis
lemak yaitu gliseraldehid dapat memasuki jalur glikolisis setelah diubah
menjadi gliseraldehid fosfat (PGAL). Selanjutnya PGAL akan diubah menjadi PEP.
PEP agar dapat memasuki daur Krebs harus diubah menjadi asetil Co-A. Dari
reaksi ini pun (gliserol) dihasilkan cukup banyak energi (36 ATP).
2 comments:
No Deposit Bonuses 2021
Looking for no deposit bonuses at CasinoSlot.ag? 슈어 벳 주소 ➤ Read 라이브 벳 our review and discover everything you need to know to claim 아시아 게이밍 the 벳 매니아 bonus. bet365 es
Mr. McDowell: Casinos that make money from slots - Dr.
For 목포 출장안마 a casino that makes money 바카라사이트 from slot machines, the game gets more 남원 출장샵 interesting. The best is the casino's ability to 제천 출장샵 bet on the outcome of 시흥 출장안마
Post a Comment